Inovasi Pertanian Berbasis IoT: Solusi Digital untuk Pembangunan Pertanian di Indonesia

 

Inovasi Pertanian Berbasis IoT: Solusi Digital untuk Pembangunan Pertanian di Indonesia

IoT-based Agricultural Innovation: Digital Solutions for Agricultural Development in Indonesia

(Lina Widawati Aliyah / 23025010023)

 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Jl. Rungkut Madya 60294

ABSTRACT

One of the technological innovations that can help the development of Indonesia's agricultural sector is Internet of Things (IoT)-based agriculture. By using IoT devices, agricultural decision-making can be improved by monitoring real-time environmental, crop, and land conditions. In this article, we discuss how Internet of Things (IoT) technology can increase productivity, reduce the risk of crop failure, and optimize resource use. In addition, this study shows various Internet of Things (IoT) applications that have been used in Indonesia as well as the obstacles faced in the application of this technology, such as digital infrastructure and technological literacy of farmers. Therefore, in the era of the Industrial Revolution, agricultural innovations that rely on the Internet of Things (IoT) are expected to improve the sustainability, efficiency, and competitiveness of Indonesia's agricultural sector.

Keywords: IoT Devices; Productivity; Agriculture Sector; Technology

ABSTRAK

Salah satu inovasi teknologi yang dapat membantu pembangunan sektor pertanian Indonesia adalah pertanian berbasis Internet of Things (IoT). Dengan menggunakan perangkat IoT, pengambilan keputusan pertanian dapat ditingkatkan dengan memantau kondisi lingkungan, tanaman, dan lahan secara real-time. Dalam artikel ini, kami membahas bagaimana teknologi Internet of Things (IoT) dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi risiko gagal panen, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Selain itu, penelitian ini menunjukkan berbagai aplikasi Internet of Things (IoT) yang telah digunakan di Indonesia serta kendala yang dihadapi dalam penerapan teknologi ini, seperti infrastruktur digital dan literasi teknologi petani. Oleh karena itu, di era Revolusi Industri, inovasi pertanian yang bergantung pada Internet of Things (IoT) diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan, efisiensi, dan daya saing sektor pertanian Indonesia.

Kata kunci: Perangkat IoT; Produktivitas; Sektor Pertanian; Teknologi

Pendahuluan 

Pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian Indonesia, yang tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan penduduk tetapi juga menjadi tumpuan bagi ketahanan pangan nasional. Meskipun sangat penting, sektor ini masih menghadapi banyak masalah yang menghambat efisiensi dan produktivitas. Keterbatasan lahan yang subur, perubahan iklim yang tidak menentu, penggunaan sumber daya yang tidak efektif, dan akses yang terbatas pada teknologi modern adalah beberapa dari tantangan tersebut. Metode pertanian konvensional seringkali tidak dapat mengikuti perkembangan permintaan pangan yang terus meningkat, yang memperparah kondisi ini. Dalam menghadapi berbagai tantangan ini, transformasi digital dalam sektor pertanian menjadi kebutuhan mendesak. Internet of Things (IoT) adalah jaringan perangkat fisik yang terhubung ke internet dan dapat secara otomatis mengumpulkan dan berbagi data (Ahdan and Susanto, 2021). Ini adalah salah satu teknologi yang memiliki potensi besar untuk mendukung revolusi pertanian Indonesia. Teknologi ini memungkinkan berbagai perangkat, sensor, dan mesin di lapangan untuk saling terintegrasi, memberikan petani informasi penting tentang kondisi tanah, cuaca, kelembaban, hama, dan elemen lain yang memengaruhi hasil pertanian.

Penerapan IoT dalam pertanian, yang dikenal sebagai “pertanian presisi” atau “smart farming”, (Rachmawati, 2020) menawarkan solusi untuk memaksimalkan efisiensi produksi dan mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak perlu. Sebagai contoh, dengan sensor IoT, petani dapat memantau kondisi lahan secara real-time, mengukur kelembaban tanah, memantau kebutuhan air tanaman, dan merespon perubahan cuaca secara cepat. Data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dapat diolah menjadi rekomendasi yang lebih tepat untuk penyiraman, pemupukan, dan perlindungan tanaman dari hama, sehingga mengurangi pemborosan dan meningkatkan hasil panen. Di Indonesia, teknologi IoT dalam sektor pertanian masih dalam tahap pengembangan, namun beberapa inisiatif dan proyek percontohan telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Penggunaan sensor tanah, sistem irigasi pintar, dan drone pemantau berbasis IoT telah diterapkan di beberapa wilayah sebagai bagian dari upaya modernisasi pertanian.

Metode

Artikel ini menggunakan metode kajian literatur, yang terdiri dari serangkaian tindakan membaca, mencatat, dan mengolah bahan artikel. Mencari suatu referensi terkait teori yang berhubungan dengan kasus atau masalah yang ditemukan adalah tahapan metode kajian literatur. Dokumen, buku catatan, majalah, kisah sejarah, jurnal, dan situs web dapat menjadi sumber referensi ini.

Hasil dan Pembahasan

Dalam era digital yang terus berkembang, Internet of Things (IoT) telah menjadi salah satu konsep yang paling menarik perhatian dalam berbagai sektor, termasuk pertanian. IoT merujuk pada jaringan perangkat fisik yang terhubung dan saling berkomunikasi melalui internet, memungkinkan pertukaran data secara efisien tanpa interaksi manusia ke manusia. Dalam bidang pertanian, penggunaan teknologi IoT menjanjikan potensi luar biasa untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian. Teknologi Internet of Things (IoT) telah membuka peluang besar untuk mentransformasi sektor pertanian tradisional menjadi lebih efisien dan produktif. IoT mampu meningkatkan produktivitas tanaman melalui penerapan pertanian presisi yang didukung oleh data real-time dari berbagai sensor yang dipasang di lahan pertanian, seperti mengetahui tingkat kelembaban tanah, sistem irigasi otomatis dapat diaktifkan hanya saat diperlukan, sehingga tanaman tetap tumbuh dalam kondisi optimal tanpa pemborosan air. Teknologi IoT juga dapat mengintegrasikan data historis mengenai hasil panen, pola cuaca, dan kondisi lahan untuk memberikan rekomendasi penanaman yang tepat (Susilo, 2023). Sistem ini membantu petani dalam memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan, waktu tanam yang ideal, serta metode perawatan yang paling efisien. Misalnya, perangkat lunak berbasis IoT dapat merekomendasikan rotasi tanaman untuk menjaga kesehatan tanah dan mencegah penyakit tanaman.

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh petani adalah risiko gagal panen yang disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrem, serangan hama, dan penyakit tanaman. Teknologi IoT membantu mengurangi risiko dengan cara seperti pemasangan sensor dan kamera khusus di lahan pertanian untuk mengidentifikasi gejala penyakit tanaman atau serangan hama. Sistem berbasis kecerdasan buatan akan mempelajari data untuk menemukan pola penyakit atau hama. Petani dapat segera menghentikan penyakit sebelum menyebar dan merusak tanaman dengan mendeteksinya dengan menyemprotkan pestisida atau metode pengendalian lainnya. Salah satu manfaat terbesar dari IoT adalah pemberian pupuk yang lebih tepat dan terukur. Sensor tanah dapat mendeteksi kekurangan nutrisi tertentu, sehingga pupuk hanya diterapkan sesuai kebutuhan tanaman. Dengan demikian, penggunaan pupuk dapat dikurangi tanpa mengorbankan hasil panen. Pertanian dapat menghemat energi dengan menggunakan Internet of Things. Misalnya, alat pertanian otomatis, seperti sistem pemupukan, penyiraman, dan pengontrol suhu rumah kaca, dapat dioperasikan hanya ketika diperlukan, sehingga menghemat energi. Sistem monitoring berbasis IoT juga dapat membantu mengurangi jumlah listrik yang dikonsumsi oleh alat-alat yang tidak perlu beroperasi terus-menerus. Meskipun IoT menawarkan banyak keuntungan bagi pertanian, ada beberapa masalah dan hambatan yang perlu diatasi agar dapat digunakan sebaik mungkin (Wibowo, 2023). Keamanan dan privasi data petani adalah salah satu masalah terbesar dalam penggunaan Internet of Things. Ini karena banyak data yang dikumpulkan dan dikirim melalui jaringan, sehingga langkah-langkah yang kuat diperlukan untuk melindungi data petani dari ancaman keamanan siber.Tantangan lain yang harus dihadapi adalah keterbatasan teknologi dan ketidakmampuan untuk mencapainya. Jaringan internet yang handal mungkin belum sepenuhnya terjangkau di beberapa wilayah pertanian, dan beberapa petani mungkin masih memiliki keterbatasan teknologi. Oleh karena itu, agar teknologi Internet of Things dapat diadopsi secara luas, diperlukan dana dan pelatihan yang tepat. Sistem Internet of Things (IoT) yang berhasil juga memerlukan integrasi kompleks antara berbagai perangkat dan platform. Proses ini dapat memakan waktu dan biaya, dan memerlukan dukungan teknis yang baik untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar.

Kesimpulan

Inovasi pertanian berbasis Internet of Things (IoT) telah menunjukkan potensi besar sebagai solusi digital untuk pembangunan pertanian di Indonesia. IoT memungkinkan pemantauan kondisi lahan dan tanaman secara terus-menerus, memberikan rekomendasi yang tepat untuk penyiraman, pemupukan, dan perlindungan tanaman, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan secara signifikan. Selain itu, IoT berperan dalam mengurangi risiko gagal panen melalui deteksi dini serangan hama, penyakit tanaman, serta perubahan cuaca ekstrem. Meskipun tantangan seperti keterbatasan pengetahuan petani masih ada, adopsi IoT dalam sektor pertanian di Indonesia terus berkembang. Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan petani, teknologi ini memiliki potensi untuk mewujudkan sistem pertanian yang lebih produktif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh negeri. Inovasi IoT diharapkan menjadi penggerak utama dalam pembangunan pertanian Indonesia di era digital.

Daftar Pustaka

Ahdan, S. and Susanto, E.R. (2021) ‘Implementasi dashboard smart energy untuk pengontrolan rumah pintar pada perangkat bergerak berbasis internet of things’, Jurnal Teknoinfo, 15(1), pp. 26–31.

Rachmawati, R.R. (2020) ‘Smart Farming 4.0 Untuk Mewujudkan Pertanian Indonesia Maju, Mandiri, Dan Modern’, in Forum Penelitian Agro Ekonomi, pp. 137–154.

Susilo, R.F.N. (2023) ‘Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam Membangun Sistem Pangan Berkelanjutan di Indonesia’, Jurnal Imagine, 3(2), pp. 104–116.

Wibowo, A. (2023) ‘Internet of Things (IoT) alam Ekonomi dan Bisnis Digital’, Penerbit Yayasan Prima Agus Teknik, pp. 1–94.


Jangan Ragu Lagi! Pelajari Kecerdasan Buatan dalam Pembangunan Pertanian di Indonesia

www.upnjatim.ac.id

faperta.upnjatim.ac.id

 

Comments

Popular posts from this blog

Materi 1 "Basic Concepts and Development of Agricultural Biotechnology"

Materi 3 "Plant Organogenesis (Direct And Indirect Organogenesis)"